KUKAR : Potensi Pariwisata di Desa Jongkang, Kecamatan Loa Kulu kini mulai digali sebagai tempat wisata unggulan. Dengan memanfaatkan kolam bekas tambang, Pemerintah Desa bakal mengembangkan wisata tersebut.
Kepala Desa Jongkang, Suriansyah, mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur, terutama akses jalan, menjadi kunci utama untuk mendorong kemajuan sektor wisata.
“Untuk pengembangan wisata, akses jalan tentu menjadi faktor yang paling utama. Jadi, dengan adanya pembangunan jalan ini, ke depan banyak hal yang bisa kita kembangkan di desa ini,” ujarnya kepada Dutakaltimnews.com Rabu (4/6/2025).
Rencana pengembangan wisata akan difokuskan di wilayah RT 4, yang saat ini masih dalam tahap perencanaan awal. Pemerintah desa telah membebaskan sebagian lahan di pinggir kolam yang akan dijadikan pusat kegiatan wisata. Lahan tersebut tidak akan diambil alih sepenuhnya, melainkan diusulkan untuk dikelola bersama antara masyarakat, perusahaan, dan pemerintah desa.
Selain itu, desa juga telah membebaskan lahan tambahan di sekitar kolam yang direncanakan sebagai area parkir dan fasilitas pendukung lainnya.
“Diharapkan, kawasan wisata ini tidak hanya menarik pengunjung lokal, tetapi juga warga dari Samarinda dan Tenggarong. Namun, hal tersebut hanya dapat terwujud jika akses jalan menuju lokasi benar-benar tersedia dan layak.” ungkapnya.
Koordinasi dengan dinas terkait saat ini masih dalam tahap informal. Komunikasi dengan pihak perusahaan maupun mitra lainnya masih sebatas obrolan awal. Karena sebagian lahan masih dimiliki perusahaan dan warga, komunikasi formal baru akan dilakukan setelah proses pembebasan lahan selesai.
Sejauh ini, beberapa pembicaraan secara lisan dengan pemerintah dan pihak swasta telah dilakukan. Salah satunya, Pemdes Jongkang telah mengajukan permohonan bantuan CSR kepada perusahaan seperti MHU untuk mendukung pembangunan infrastruktur wisata, seperti gazebo, dermaga, dan fasilitas umum lainnya.
Sementara untuk konsep wisatanya nanti, Desa Jongkang mengarah pada pengembangan agrowisata dan ekowisata perairan. Kolam bekas tambang seluas tiga hektare yang menjadi pusat kawasan wisata akan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti area pemancingan, taman, hingga lintasan motor trail.
Suriansyah menyampaikan keinginannya agar kawasan ini memiliki konsep yang unik, mirip dengan area cross di Bendang, namun dengan lintasan yang mengelilingi kolam, bukan di perbukitan. Konsep lintasan trail tersebut dinilai menarik karena berbeda dari kebanyakan trek yang berada di dataran tinggi.
“Bahkan, kondisi tanah berlumpur justru bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta olahraga ekstrem.” jelasnya.
Untuk merancang kawasan wisata ini, pemerintah desa turut melibatkan anak-anak muda desa. Mereka dilibatkan dalam penataan desain, mulai dari penempatan jalan, lokasi fasilitas, hingga tata ruang keseluruhan area wisata.
Pengajuan pembangunan akses jalan baru dilakukan tahun ini. Meski rencana ini sudah dibahas sejak tahun lalu, pelaksanaannya tertunda karena proses pembebasan lahan belum selesai. Jika pembangunan jalan dipaksakan lebih awal, dikhawatirkan harga tanah akan melambung tinggi dan menyulitkan proses lanjutan.
“Oleh karena itu, kami saat ini fokus menyelesaikan penguasaan lahan terlebih dahulu. Setelah itu, pengembangan jalan dan kawasan wisata akan dilakukan secara bertahap sebagai bagian dari pembangunan jangka panjang Desa Jongkang.” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Kukar, M. Ridha Fatrianta, menyampaikan dukungan atas rencana pengembangan tersebut. Ia menilai pengembangan potensi wisata seperti ini penting dilakukan di setiap desa maupun kelurahan.
“Kami berharap pengembangan pariwisata ini bisa berjalan dengan lancar. Kami juga mengapresiasi pemerintah desa yang sudah berinisiatif membangun desanya, khususnya melalui sektor pariwisata,” ungkapnya. (Adv/dk)

















