KUKAR: Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendorong percepatan transformasi ekonomi dari sektor ekstraktif menuju ekonomi non-ekstraktif melalui penguatan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Hal ini menjadi fokus utama program Kukar Idaman Terbaik.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Muhammad Taufik Menurutnya, pembangunan pertanian dan pariwisata menjadi kunci untuk mewujudkan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan tidak lagi bergantung pada sektor pertambangan dan penggalian.
“Di dalam misi kedua itu sudah diamanatkan program-program strategis, baik dedikasi maupun non-dedikasi. Untuk Distanak sendiri, program dedikasi unggulannya antara lain petani, peternak, dan nelayan tangguh, pengembangan kawasan ekonomi sejahtera, serta Kredit Kukar Idaman,” jelas Taufik pada Senin (27/10/2025).
Ia menambahkan, arah pembangunan pertanian dalam arti luas mencakup peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kukar yang saat ini baru mencapai sekitar 14 persen.
“Kalau di tingkat nasional, sektor pertanian sudah menunjukkan tren positif dan mulai menggeser peran sektor lain. Namun di Kukar, sektor pertambangan dan penggalian masih dominan. Ke depan kita harapkan kontribusi pertanian bisa naik bertahap hingga di atas 20 persen,” ujarnya.
Taufik menegaskan, transformasi ekonomi daerah akan berjalan efektif bila daya saing pertanian, peternakan, dan hortikultura terus diperkuat. Karena itu, dalam Rencana Strategis (Renstra) Distanak, ditetapkan tujuan utama yaitu peningkatan daya saing sektor pertanian dan peternakan melalui peningkatan produktivitas, hilirisasi hasil pertanian, serta penguatan kelembagaan petani.
“Sasarannya antara lain meningkatnya produktivitas, bertambahnya nilai tambah hasil pertanian, serta meningkatnya hilirisasi. Semua itu diturunkan ke dalam strategi, program, dan kegiatan yang sudah disesuaikan dengan arah kebijakan RPJMD,” terangnya.
Lebih lanjut, Taufik menjelaskan bahwa program-program Distanak yang masuk dalam Renstra mencakup dua program utama, yaitu Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana Pertanian serta Program Penyuluhan Pertanian. Kedua program ini menjadi tulang punggung untuk membentuk petani dan peternak tangguh di Kutai Kartanegara.
“Dua program ini menjadi basis untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian petani serta peternak. Bentuk intervensi kegiatannya juga sudah dirinci dalam Renstra, termasuk skema pendanaannya,” ujarnya.
Taufik juga mengungkapkan bahwa Distanak Kukar telah melakukan sinkronisasi dengan Bappeda dalam penyusunan Renstra. Berdasarkan hasil komisi bersama, terdapat sekitar 100 ribu petani, peternak, dan nelayan di Kukar yang akan mendapat fasilitasi dan bantuan pemerintah selama lima tahun ke depan.
“Dari total 100 ribu penerima, sektor perikanan mendapatkan alokasi sekitar 60 ribu, sementara sektor pertanian dan peternakan sebanyak 40 ribu. Pembagian ini dilakukan untuk memastikan seluruh subsektor mendapat perhatian proporsional,” jelasnya.
Ia berharap, melalui program-program tersebut, sektor pertanian dan peternakan di Kukar mampu tumbuh lebih kompetitif, memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat, serta memperkuat posisi Kukar dalam upaya mewujudkan ekonomi non-ekstraktif yang mandiri dan berkelanjutan.(*van)




 
									













