KUKAR: Permasalahan sampah rumah tangga masih menjadi keluhan warga di kawasan Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Meskipun sudah disediakan bak pembuangan, sebagian masyarakat masih membuang sampah sembarangan di luar bak sehingga menimbulkan tumpukan dan bau tak sedap.
Masyarakat yang membuang sampah di situ bukan hanya warga dari Kelurahan Bukit Biru, tetapi banyak dari warga kelurahan lain, seperti Kelurahan Timbau dan Jahab.
Sariono, Ketua RT 07 Kelurahan Bukit Biru, mengemukakan, banyak warga yang belum bisa membedakan jenis sampah rumah tangga dengan sampah lain.
“Kayu, kasur, kaca, itu bukan sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga itu plastik-plastik, tapi tetap dibuang di sini. Bahkan ada juga yang buang sampah kebun di sekitar bak,” kata Sariono, Rabu (1/10/2025).
Ia menambahkan, sering kali sampah tergeletak di luar, padahal bak masih kosong.
“Kadang-kadang orang buang sampah tanpa turun dari motor. Jadi hanya dilempar di samping. Akhirnya terhambur ke jalan. Saya sering ingatkan supaya dimasukkan ke dalam, tapi masih saja begitu,” ujarnya mengaku kesal.
Masalah lainnya adalah pembuangan sisa ikan yang menimbulkan aroma tidak sedap atau amis.
“Ada warga yang jual ikan, sisa-sisa perut ikannya ditumpahkan di situ. Plastik diambil, sisa-sisa perutnya dibuang di luar bak. Itu bikin bau sekali. Sampai ditegur petugas sampah juga,” jelasnya.
Menurut Sariono, kondisi ini semakin rumit karena lokasi pembuangan berada di lahan perkebunan milik pemerintah.
“Itu kan wilayah pihak perkebunan. Selama masih kosong dipakai dulu, tapi nanti kalau diminta, ya harus dipindah,” katanya.
Ia sering mengingatkan warga agar membuang sampah dengan benar.
Namun, kebiasaan membuang sampah di luar bak sulit diubah.
“Mulai dulu sudah saya ingatkan. Tapi kalau mereka merasa lebih mudah buang di luar, ya tetap saja begitu. Itu sudah jadi kebiasaan,” ujarnya.
Keluhan juga datang dari Ati, warga sekitar, yang berjualan di dekat bak pembuangan.
Ia mengatakan tumpukan sampah sering menyulitkan akses kendaraan pengangkut.
“Ada juga sisa bangunan dibuang di depan bak. Jadi mobil sampah susah masuk. Kalau ada sisa ikan baunya luar biasa, sampai bikin nggak nyaman,” tuturnya.
Ia menambahkan, sebelumnya pernah ada papan imbauan agar masyarakat disiplin membuang sampah ke dalam bak, namun papan tersebut sudah dirusak.
“Orang maunya cuma lempar-lempar aja. Jadi numpuk di pinggir. Kalau bisa dibikin lagi papan imbauannya, tapi yang lebih kuat. Dan yang penting masyarakatnya juga harus sadar,” katanya.
Menurut Ati, keberadaan tumpukan sampah di pinggir jalan juga berbahaya bagi.arus lalu lintas.
“Jalan ini kan sering dilewati. Kalau ada sampah berserakan, bisa bikin orang jatuh atau tabrakan. Jadi ini bukan cuma soal bau, tapi juga keselamatan,” ujarnya.
Warga berharap pemerintah bersama instansi terkait segera menindaklanjuti masalah ini.
Selain penegakan aturan, warga juga meminta ada sosialisasi lebih intensif agar masyarakat benar-benar memahami jenis sampah rumah tangga dan cara membuang.sampah yang benar.
Sehingga kebersihan lingkungan dapat terjaga dan kenyamanan warga tidak lagi terganggu.(*van)