KUKAR- Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, mengadopsi teknologi digital dengan menerapkan QR Code atau Barcode dalam pembayaran di objek wisata, termasuk dalam transaksi jual beli dan pembelian tiket masuk.
Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi transaksi non tunai bagi pengunjung, cukup dengan menggunakan smartphone mereka.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pela, Alimin, menjelaskan bahwa museum nelayan di desa tersebut telah menerapkan digitalisasi dengan QR Code atau Barcode, serta pembayaran menggunakan QRIS.
“Pengunjung dapat mengakses informasi terkait item-item yang ada di museum melalui QR Code atau Barcode, yang sudah dilengkapi dengan penjelasan.” jelas Alimin.
Menurut Alimin, pengunjung sangat menyambut baik penerapan teknologi ini di Museum Nelayan, karena dianggap penting untuk edukasi. Selain itu, sistem informasi digital juga membantu dalam memberikan pemahaman tentang penangkapan ikan dan bahaya illegal fishing yang sering digunakan oleh nelayan.
Di Museum Nelayan, terdapat berbagai jenis alat tangkap nelayan tradisional yang ramah lingkungan, serta informasi tentang pesut Mahakam dan jenis ikan di Sungai Desa Pela dan Danau Semayang. Pengunjung juga dapat memperoleh informasi tentang alat tangkap nelayan yang dilarang dan tidak ramah lingkungan (illegal fishing).
“Kami berharap dengan QR Code ini dapat memberikan kemudahan dalam bertransaksi menggunakan uang elektronik dan akan membantu masyarakat Desa Pela dalam meningkatkan perekonomiannya di masa mendatang.” tutupnya.(adv/dk1)
