Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
HeadlineKUTAI KARTANEGARA

Harga Cabai Rawit Tembus Rp65 Ribu, Permintaan di Kukar Tetap Tinggi Jelang Nataru

282
×

Harga Cabai Rawit Tembus Rp65 Ribu, Permintaan di Kukar Tetap Tinggi Jelang Nataru

Share this article
Pedagang Sayur Di Jalan Maduningrat, Tenggarong. (Irvan/dutakaltimnews.com)
Pedagang Sayur Di Jalan Maduningrat, Tenggarong. (Irvan/dutakaltimnews.com)
Example 468x60

KUKAR: Lonjakan harga cabai rawit menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 tidak menyurutkan permintaan masyarakat di Kutai Kartanegara (Kukar). Meski harga mencapai Rp70.000 per kilogram, pedagang menilai konsumen tetap membeli karena cabai adalah kebutuhan harian yang tidak bisa digantikan.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kukar, Ananias, menyebut cabai rawit menjadi komoditas yang mengalami kenaikan paling tinggi dalam bulan Desember.

“Yang naik itu cabai rawit. Laporan terakhir harga tertinggi berada di angka Rp. 65.000 per kilogram. Cuaca lembab membuat produktivitas menurun,” ungkapnya, Jumat (12/12/2025).

Menurutnya, komoditas lain seperti beras masih stabil, terutama berkat suplai dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang terus berjalan.

Pemerintah juga telah melakukan intervensi melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menjaga stabilitas harga di berbagai kecamatan.

“Langkah ini sesuai arahan Bupati, bukan hanya di Tenggarong tapi merata dari hulu hingga pesisir untuk mendukung pengendalian inflasi,” jelasnya.

Program GPM dihentikan sementara pada Desember karena penyesuaian anggaran, tetapi akan kembali dilanjutkan pada awal tahun.

“Untuk Desember sudah selesai. Kemungkinan Januari atau Februari Gerakan Pangan Murah kembali berjalan,” tambahnya.

Gatot Siswanto, seorang pedagang sayur di Jalan Maduningrat, Tenggarong mengatakan permintaan justru tidak banyak berubah meski harga cabai rawit terus naik.

Konsumen, terutama pelaku usaha kuliner, tetap membutuhkan cabai setiap hari.

“Konsumen tetap butuh, contohnya yang jualan nasi goreng, gorengan, itu tetap pakai cabai,” ujarnya.

Gatot juga menyampaikan selain komoditas cabai, bawang merah juga mengalami sedikit kenaikan yaitu sebesar Rp50.000 per kilogram.

Gatot menuturkan sebagian besar pasokan cabai di Kukar berasal dari luar daerah karena produksi lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Ini barangnya datang dari Palu, Sulawesi. Soalnya kalau mengandalkan pasokan dari sini tidak memadai. Produksi lokal di Kalimantan itu paling hanya beberapa kilo saja,” katanya.

Ia menjelaskan, jumlah penduduk yang besar dan tingginya konsumsi membuat Kukar sangat bergantung pada distribusi luar.

“Padahal penduduk Kalimantan banyak, jadi pasokannya harus ditutup dari Surabaya, Palu, Sulawesi pokoknya dari mana saja yang ada, itu yang dikirim ke sini,” sambungnya.

Gatot menyebut harga cabai bisa berubah setiap hari.

“Hari ini Rp60.000, besok bisa naik atau turun. Kalau kebetulan barang dari kapal atau pesawat kosong, harganya pasti lebih tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, komoditas lain masih relatif stabil. Cabai keriting berada di kisaran Rp40.000-Rp50.000 per kilogram, bawang putih Rp30.000 per kilogram, dan tomat Rp12.000 per kilogram.

Ananias menekankan pemerintah akan terus memantau perkembangan harga menjelang akhir tahun.

“Pemerintah tetap memantau kondisi harga dan memastikan pasokan aman menjelang Nataru,” tutupnya. (*van)

 

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *