KUKAR : Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Koperasi dan UKM (DiskopUKM) terus berupaya mendorong pertumbuhan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah melalui event Simpang Odah Etam (SOE) yang telah berjalan sejak September tahun lalu.
Menurut Kabid Pengembangan UKM DiskopUKM Kukar, Fathul Alamin, hingga saat ini terdapat sekitar 140 UMKM yang beroperasi di SOE. Pola pengembangan usaha yang diterapkan melibatkan evaluasi omzet penjualan setiap bulan.
“Jika terjadi peningkatan, maka usaha tersebut akan mendapat dukungan lebih lanjut. Namun, jika omzet stagnan atau menurun, tim akan menganalisis penyebabnya, seperti kualitas produk, standar yang kurang baik, atau layanan yang tidak optimal. Hasil analisis ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk memberikan pembinaan lebih lanjut.” ujarnya.
Selain SOE, Pemkab Kukar juga mengadakan Car Free Day (CFD) setiap Minggu pagi, yang menerapkan sistem berbeda dibanding event malam minggu.
“CFD lebih bebas, mencakup pedagang kaki lima dan lapak pinggir jalan, sehingga lebih cocok untuk usaha rintisan,” jelas Fathul Alamin.
Sementara itu, event malam minggu lebih selektif dan hanya diikuti oleh pelaku usaha yang telah lebih berkembang. Meski ada perbedaan konsep, beberapa pedagang tetap berpartisipasi di kedua kesempatan tersebut untuk memperluas pasar mereka.
Sejauh ini, event SOE telah memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM. Banyak usaha yang mengalami peningkatan omzet di gerai utama mereka, bahkan beberapa telah membuka cabang baru.
“Kami memang memprioritaskan brand lokal, bukan franchise atau reseller. Ini untuk memastikan UMKM asli Kukar berkembang dan bisa bersaing lebih luas,” tambahnya.
Selain meningkatkan omzet, SOE juga mendorong UMKM untuk go digital. Banyak pelaku usaha yang mulai memanfaatkan platform online dan memperluas pasar mereka ke luar daerah. Dibandingkan berjualan di lokasi usaha sebelumnya, omzet di SOE terbukti lebih besar.
Untuk meningkatkan daya tarik, event SOE juga menghadirkan hiburan bagi pengunjung. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, intensitas hiburan mulai dikurangi, baik dari segi jumlah maupun skala artis yang diundang.
“Sekarang kami lebih fokus pada pelaku seni lokal dan tradisional, sehingga manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh UMKM, tetapi juga oleh pelaku ekonomi kreatif di daerah,” pungkasnya. (adv/dk)

















