Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BALIKPAPAN

Komitmen Balikpapan Jadikan KLA Dari Taman, Daycare, hingga Rumah Ibadah Ramah Anak

114
×

Komitmen Balikpapan Jadikan KLA Dari Taman, Daycare, hingga Rumah Ibadah Ramah Anak

Share this article
fbb7ff8d b860 40b0 b2a8 7c1edaa35564
Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose.(Foto:Sulastri/Dutakaltimnews.com)
Example 468x60

BALIKPAPAN: Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terus memperkuat komitmennya untuk mewujudkan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendidik bagi anak-anak. Setelah meraih predikat Utama dalam penilaian Kota Layak Anak (KLA) 2025, kini Balikpapan menargetkan tingkat supremasi tertinggi Kota Layak Anak Paripurna.

Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose, mengatakan, capaian predikat “Utama” menjadi langkah penting, namun masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar Balikpapan benar-benar menjadi kota yang tumbuh bersama anak-anaknya.

“Predikat utama adalah hasil kerja bersama, tapi tantangan kita sekarang adalah bagaimana memastikan seluruh fasilitas publik di Balikpapan benar-benar ramah anak bukan hanya dalam konsep, tapi juga dalam praktik,” ujarnya, saat ditemui pada Rapat Paripurna DPRD Balikpapan di Hotel Grand Senyiur Balikpapan, pada hari Senin, 27 Oktober 2025.

DP3AKB kini tengah menyiapkan standarisasi Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) di dua taman kota, yaitu Taman Bekapai dan Taman Tiga Generasi. Kedua taman tersebut akan menjadi proyek percontohan taman edukatif sekaligus aman bagi anak-anak.

Menurut Nursyamsiarni, proses penilaian sudah memasuki tahap pengisian borang evaluasi self-assessment sesuai panduan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Di akhir November 2025, tim dari kementerian akan turun langsung ke lapangan untuk memverifikasi kesesuaian standar.

“Contohnya, taman tidak boleh ditanami tanaman berduri seperti bougenvil, karena bisa melukai anak. Alat permainan juga harus punya pelindung di bagian tajamnya, dan kita tambahkan elemen edukasi seperti papan informasi tentang Pancasila atau bahaya kebakaran,” jelasnya.

Selain aspek keamanan, estetika dan kenyamanan juga diperhitungkan. Bahkan, desain bangku taman akan disesuaikan dengan tinggi rata-rata anak sekitar 95 sentimeter, agar mereka bisa duduk tanpa harus memanjat.

Tak hanya taman, Balikpapan juga mulai mengembangkan taman asuh ramah anak (daycare) yang memenuhi standar nasional. Dua lokasi yang kini dalam proses standarisasi adalah Daycare Koperasi Beriman di kawasan Korpri dan daycare di belakang Bank BRI.

“Kami berharap dua taman asuh ini bisa lulus evaluasi. Nantinya, daycare akan menjadi bagian penting dari sistem dukungan bagi orang tua bekerja agar anak tetap mendapatkan pengasuhan dan stimulasi yang aman serta positif,” ujar Nursyamsiarni.

Ke depan, Pemkot Balikpapan menargetkan pengembangan rumah ibadah ramah anak dan sekolah ramah anak, sebagai bagian dari instrumen penilaian Kota Layak Anak berikutnya.

“Kami ingin nilai-nilai perlindungan anak ini hidup di semua ruang di taman, di sekolah, bahkan di tempat ibadah. Anak harus merasa diterima dan aman di mana pun dia berada,” tegasnya.

Upaya ini sejalan dengan program prioritas Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud yang menekankan pembangunan berkelanjutan berbasis keluarga dan kesejahteraan sosial.
Dengan adanya standarisasi ruang publik ramah anak, Balikpapan diharapkan menjadi kota yang tidak hanya nyaman bagi orang dewasa, tetapi juga tempat terbaik bagi anak-anak untuk belajar, bermain, dan tumbuh dengan bahagia.
“Menjadi Kota Layak Anak bukan hanya tentang penghargaan, tapi tentang masa depan generasi kita,” tutup Nursyamsiarni.(las)

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *