KUKAR : Pemerintah Kecamatan Kembang Janggut terus mengintensifkan berbagai upaya untuk menekan angka stunting di wilayahnya. Saat ini, angka stunting di Kecamatan Kembang Janggut masih berada di kisaran 19 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang mencapai 17 persen, dan target nasional yang ditetapkan sebesar 14 persen.
Plt. Camat Kembang Janggut, Suhartono, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen mempercepat penurunan angka stunting melalui sinergi antarinstansi dan dukungan berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta di wilayah setempat. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah penimbangan rutin balita dan pemberian makanan tambahan bergizi bagi anak-anak yang terindikasi mengalami masalah gizi.
“Upaya ini kami lakukan secara kolaboratif bersama pihak swasta dan puskesmas. Meskipun angka 19 persen masih tergolong tinggi, data tersebut sifatnya sementara karena kami masih menunggu hasil pemeriksaan dan diagnosa resmi dari dokter anak,” ungkap Suhartono belum lama ini.
Ia menambahkan, data stunting tidak hanya dihitung berdasarkan berat badan anak yang tidak naik, tetapi juga mempertimbangkan indikator pengukuran lain, seperti tinggi badan dan perkembangan tubuh secara keseluruhan. Oleh sebab itu, Kecamatan Kembang Janggut bersama puskesmas terus melakukan pemutakhiran data agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
Suhartono juga menegaskan bahwa peran kecamatan dalam program percepatan penurunan stunting bersifat fasilitatif, sedangkan leading sector berada di tangan bidang kesehatan. Kecamatan bertugas mengoordinasikan komunikasi lintas sektor dan memfasilitasi keterlibatan berbagai pihak melalui rapat koordinasi rutin bersama puskesmas, perusahaan, tokoh masyarakat, serta lembaga terkait lainnya.
“Dari hasil pemantauan kami, faktor ekonomi memang berpengaruh terhadap stunting, namun bukan menjadi penyebab utama. Banyak kasus stunting justru ditemukan pada keluarga yang tergolong mampu. Artinya, pola asuh dan pengetahuan gizi menjadi faktor yang lebih dominan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, masih banyak orang tua yang kurang memperhatikan asupan gizi anak karena kesibukan bekerja atau minimnya pemahaman mengenai kebutuhan nutrisi. “Misalnya, ketika anak tidak mau makan, orang tua tidak mencari alternatif makanan bergizi lainnya. Kebiasaan seperti ini lama-kelamaan memengaruhi tumbuh kembang anak,” tambahnya.
Sebagai langkah ke depan, Pemerintah Kecamatan Kembang Janggut menargetkan penurunan angka stunting hingga setara dengan target nasional, yakni 14 persen. Untuk mencapai sasaran tersebut, pihak kecamatan terus memperkuat kerja sama dengan puskesmas, perusahaan sektor swasta, tokoh masyarakat, dan tokoh agama agar dapat berperan aktif dalam menyukseskan program penurunan stunting.
“Kami berharap seluruh elemen masyarakat ikut berperan. Upaya percepatan penurunan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, tetapi membutuhkan dukungan bersama. Dengan sinergi semua pihak, kami optimistis angka stunting di Kecamatan Kembang Janggut dapat terus ditekan,” pungkas Suhartono. (Adv/and)