KUKAR: Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperluas dukungan terhadap berbagai jenis ternak produktif di masyarakat. Tahun 2025 ini Distanak menyalurkan bantuan ternak babi kepada sejumlah kelompok peternak yang telah mengajukan proposal dan dinilai layak menerima.
Staf Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar, Nelva Aflinda, menjelaskan bahwa bantuan ternak babi tahun ini disalurkan kepada empat kelompok peternak yang tersebar di dua kecamatan, yakni Loa Janan dan Tenggarong Seberang.
“Di Loa Janan ada dua kelompok penerima, yaitu Kelompok Sidorukun di daerah Kelimutuharapan, Loa Janan Ulu, serta Kelompok Anugrah Putak di Loa Duri Ilir. Masing-masing menerima 50 ekor babi,” ujar Nelva pada Selasa (4/11/2025).
Sementara untuk Kecamatan Tenggarong Seberang, bantuan juga diberikan kepada Kelompok Tani Desa Kertabuana dan Kelompok Desa Bangun Rejo, dengan jumlah yang sama.
“Jadi total keseluruhan ada 200 ekor babi yang disalurkan tahun ini, masing-masing kelompok mendapat 50 ekor,” tambahnya.
Nelva menuturkan bahwa seluruh bantuan ternak diberikan berdasarkan proposal resmi dari kelompok tani, yang kemudian diverifikasi oleh Distanak Kukar. Selain itu, seluruh ternak yang diserahkan dilengkapi dengan garansi kesehatan selama lima hari setelah penyerahan.
“Untuk babi ini ada garansi lima hari. Kalau ada yang sakit atau mati, langsung diganti oleh penyedia,” jelasnya.
Jenis babi yang diberikan merupakan hasil persilangan unggul, seperti Duroc dan Landrace, yang dikenal memiliki pertumbuhan cepat dan kualitas daging baik.
“Kami pilih jenis persilangan unggul antara Duroc, Landrace, dan babi lokal. Tujuannya agar lebih adaptif terhadap lingkungan Kukar,” terang Nelva.

Menariknya, seluruh bibit babi tersebut diperoleh dari peternak lokal di wilayah Kukar seperti Loa Duri, Samboja, dan Kota Bangun. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit dari luar daerah.
“Kami memang menghindari pasokan dari luar karena risiko penularan virus sangat tinggi. Dengan bibit lokal, lebih aman dan sehat,” ujarnya.
Nelva menjelaskan bahwa salah satu penyakit yang diwaspadai dalam peternakan babi adalah African Swine Fever (ASF), yaitu penyakit virus menular yang dapat menyebabkan kematian massal.
“Kalau sudah terkena ASF atau penyakit menular lain seperti Newcastle Disease, bisa cepat menyebar ke seluruh populasi. Karena itu, kami pastikan bibit yang disalurkan berasal dari peternak yang sehat dan terpantau,” ungkapnya.
Dengan bantuan ini, Distanak Kukar berharap kelompok peternak penerima dapat memperkuat usaha ternaknya secara berkelanjutan dan membantu meningkatkan ketersediaan protein hewani di daerah.
“Semoga bantuan ini bisa mendorong peternak lebih mandiri dan produktif, sekaligus memperluas diversifikasi usaha peternakan di Kutai Kartanegara,” pungkas Nelva.(*van)

















