Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
KUTAI KARTANEGARA

Disdikbud Kukar Giat Lestarikan Gence Ruan sebagai Identitas Kuliner Kutai

288
×

Disdikbud Kukar Giat Lestarikan Gence Ruan sebagai Identitas Kuliner Kutai

Share this article
Kuliner Tadisional Gence Ruan.(Irvan/dutakaltimnews.com)
Kuliner Tadisional Gence Ruan.(Irvan/dutakaltimnews.com)
Example 468x60

KUKAR: Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terus berkomitmen melestarikan kuliner tradisional sebagai bagian dari upaya menjaga warisan budaya lokal. Salah satu kuliner yang kini tengah diusulkan untuk dikembangkan adalah Gence Ruan, olahan ikan gabus khas Kutai yang terkenal dengan cita rasa pedas gurihnya.

Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya Disdikbud Kukar, M. Saidar, menjelaskan bahwa Gence Ruan merupakan masakan tradisional masyarakat pesisir Sungai Mahakam yang telah diwariskan turun-temurun. Kuliner ini kerap dihidangkan dalam acara resmi pemerintahan, kegiatan adat, maupun jamuan bagi tamu kehormatan.

“Gence Ruan itu sebenarnya ikan gabus yang dibakar atau dimasak dengan sambal khas Kutai. Biasanya tersaji dalam kegiatan penting, seperti kunjungan Bupati atau acara adat. Cita rasanya pedas gurih dan bumbunya sangat khas,” ujar Saidar pada Kamis (30/10/2025).

Ia menyebutkan, kuliner ini tidak hanya populer di Tenggarong, tetapi juga banyak ditemukan di wilayah lain seperti Muara Kaman, Muara Muntai, dan Sebulu. Keunikan rasa serta proses pengolahannya menjadikan Gence Ruan layak untuk diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB).

“Potensinya besar sekali. Tapi memang perlu ada kajian mendalam mulai dari bahan utama, cara pengolahan, hingga filosofi di balik masakan ini. Semua unsur itu penting sebagai bagian dari penetapan WBTB,” jelasnya.

Selain Gence Ruan, terdapat sejumlah kuliner khas Kutai lainnya yang juga memiliki potensi kuat untuk diajukan sebagai warisan budaya, di antaranya roti balo, elak sapi, dan jajak cincin. Semua kuliner tersebut mencerminkan kekayaan rasa sekaligus identitas budaya masyarakat Kukar.

Ia menegaskan bahwa pelestarian kuliner tradisional bukan sekadar menjaga resep lama, tetapi juga upaya memperkenalkan jati diri budaya daerah kepada generasi muda. “Kita ingin anak-anak muda mengenal dan mencintai kuliner khas daerahnya sendiri. Jangan sampai hanya tahu makanan luar, tapi lupa masakan khas Kutai,” tutur Saidar.

Disdikbud Kukar, saat ini tengah mendorong program pendataan dan kajian kuliner tradisional sebagai bagian dari Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). Langkah tersebut menjadi dasar untuk pengajuan penetapan resmi sebagai warisan budaya nasional.

“Gence Ruan dan kuliner khas lainnya harus kita dokumentasikan, kita daftarkan, agar diakui sebagai warisan budaya. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga identitas daerah,” tambahnya.

Dengan upaya tersebut, pemerintah daerah berharap Kukar tidak hanya dikenal melalui seni dan adat istiadatnya, tetapi juga lewat kekayaan kuliner tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakatnya.(*van)

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *