KUKAR : Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmatan) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mencatat sepanjang tahun 2025, jumlah penanganan nonkebakaran justru lebih banyak dibanding kejadian kebakaran. Meskipun demikian, potensi kebakaran tetap menjadi ancaman yang perlu diwaspadai karena sebagian besar disebabkan oleh kelalaian penggunaan alat listrik dan instalasi rumah yang tidak standar.
Kepala Disdamkarmatan Kukar, Fida Hurasani, menjelaskan bahwa hingga saat ini pihaknya telah menangani sekitar 800 hingga 900 kejadian nonkebakaran, sementara kasus kebakaran masih tergolong kecil dan dapat ditekan. Namun, ia menegaskan bahwa kewaspadaan harus terus dijaga karena ancaman kebakaran tidak pernah berhenti selama aktivitas manusia berlangsung.
“Kalau kita lihat, penyebab kebakaran terbesar masih berasal dari dua hal: kelalaian manusia saat memasak dan kesalahan instalasi listrik. Jadi, walaupun angka kebakaran menurun, potensi itu tetap ada siang dan malam,” ujar Fida, Sabtu (27/9/2025).
Ia menuturkan, masyarakat sering kali menyalahgunakan jenis kabel yang tidak sesuai peruntukannya, seperti menggunakan kabel audio atau serabut untuk kebutuhan listrik rumah tangga. Padahal, setiap kabel memiliki fungsi dan ketahanan arus yang berbeda. Kesalahan ini kerap menimbulkan korsleting listrik yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
“Masih banyak warga yang belum tahu kalau tidak semua kabel bisa digunakan untuk listrik. Kabel listrik harus tunggal dan sesuai standar. Banyak kasus kebakaran kecil terjadi karena penggunaan kabel yang salah,” jelasnya.
Fida menambahkan, beberapa kejadian kebakaran yang berhasil dicegah di lapangan menunjukkan adanya konsleting pada kabel tua di plafon atau dinding rumah. Hal tersebut menandakan pentingnya peremajaan jaringan listrik rumah tangga, terutama pada bangunan yang sudah berusia lama.
“Pemerintah memang belum bisa menjamin peremajaan jaringan rumah tangga secara menyeluruh. Jadi, tanggung jawab itu kembali kepada masyarakat. Kalau bangunan sudah tua, sebaiknya instalasi listrik diperiksa dan diganti,” imbaunya.
Selain kebakaran, Disdamkarmatan Kukar juga aktif menangani berbagai bencana nonkebakaran seperti banjir dan evakuasi warga di wilayah rawan. Fida menegaskan bahwa seluruh personel Disdamkarmatan siap siaga di 20 kecamatan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
“Kami selalu menjadi garda terdepan di lapangan. Ketika terjadi banjir, kami langsung berkoordinasi dengan kecamatan dan desa. Jika dibutuhkan, kami segera memberikan bantuan peralatan dan personel untuk mendukung proses evakuasi,” tuturnya.
Fida juga mengajak seluruh perangkat daerah terkait, seperti Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU), untuk memperkuat sinergi dalam melakukan mitigasi dini terhadap potensi bencana, baik kebakaran maupun banjir.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Mitigasi harus dilakukan sejak dini agar tidak menimbulkan dampak besar di kemudian hari,” tegasnya.
Melalui berbagai upaya tersebut, Disdamkarmatan Kukar berharap kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan dan pemahaman kelistrikan yang benar semakin meningkat.
“Edukasi menjadi kunci. Kalau warga paham fungsi alat dan cara penggunaannya, potensi kebakaran bisa ditekan seminimal mungkin,” pungkas Fida. (Adv/and)